Sejarah Perjuangan Ir Soekarno
Ir.Soekarno
Lahir tanggal 6 juni 1901, surabaya
Ir.
Soekarno adalah proklamator dan presiden pertama RI (1945-1967), ia
lebih dikenal dengan panggilan "Bung Karno". Ia juga dikenal sebagai
penggali pancasila yg kemudian menjadi dasar negara RI, ia menyandang 26
gelar doktor kehormatan dari berbagai universitas diseluruh dunia.
Mula-mula bung karno menuntut ilmu disekolah desa, inlandsche school
(tulung agung) > setelah itu ia masuk Europese lagere school
(mojokerto) > kemudian ia diterima di Hogere Burger School (surabaya)
> juni 1921 ia melanjutkan ke Technische Hogere school (bandung),
setelah ia menyelesaikan kuliahnya (1926) ia terjun sepenuhnya dalam
dunia politik. Karena dinilai sebagai tokoh berbahaya oleh gubernur
jendral De Jonge, bung karno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores >
dipindahkan lagi ke Bengkulu > dipindahkan lagi ke Padang >
kemudian dibawa tentara jepang ke Jawa. Dalam sidang BPUPKI (1 Juni
1945), bung karno mengajukan lima konsep dasar negara, setelah mengalami
beberapa perubahan kemudian ke lima konsep tersebut dikenal dengan nama
PANCASILA.
Tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 Agustus 1945 Ir.
Soekarno diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia. Sebagai pemimpin
tertinggi, Presiden Soekarno banyak melakukan diplomasi dengan
pemimpin-pemimpin tentara Sekutu di Indonesia
Kedatangan tentara Sekutu di Indonesia yang diboncengi NICA membuat
Presiden Soekarno berada pada posisi yang sulit. Sekutu yang hanya
memperoleh informasi sepihak dari Belanda, mendukung pengembalian
Indonesia sebagai jajahan Belanda. Berkat diplomasi Presiden Soekarno
dan Bung Hatta, Sekutu yang dipimpin Letjen Christison mau mengakui
keberadaan RI. Tanggal 1 Oktober 1945, Letjen Christison menyatakan
bahwa kedatangannya tidak akan merebut pemerintahan Republik Indonesia.
Kemampuan diplomasi Presiden Soekarno diuji kembali ketika pecah
pertempuran di Surabaya tanggal 28 Oktober 1945. Tentara Sekutu di bawah
pimpinan Brigjen Mallaby mengakibatkan jatuhnya korban di kedua belah
pihak. Untuk menghindari terjadinya korban di kedua belah pihak, Bung
Karno mengadakan diplomasi. Berkat diplomasi Bung Karno jatuhnya korban
di kedua belah pihak dapat dihindari. Selama Perang Kemerdekaan sampai
pengakuan kedaulatan, perjuangan Bung Karno terus berlanjut. Bung Karno
tetap memakai cara diplomasi dalam perjuangannya. Hal ini tercermin dari
pidato Bung Karno pada suatu rapat umum di Magelang pada tanggal 16
Maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan perjuangan bagi bangsa
Indonesia, satu di antaranya jalan diplomasi.
No comments:
Post a Comment